| ||||||||||||||||||||||||||||
|
Old Soldier Never Die
| ||||||||||||||||||||||||||||
|
Mausoleum O. G. Khouw adalah situs bersejarah berupa Mausoleum di Jakarta yang merupakan makam Oen Giok Khouw (1874-1927), seorang filoantropis terkemuka dan keturunan keluarga Khouw van Tamboen. Jandanya, Lim Sha Nio (1879-1957), juga kemudian dikebumikan di sana. Situs bersejarah ini terletak di dalam kawasan Taman Pemakaman Umum (TPU) Petamburan.
Mausoleum O.G. Khouw menjadi salah satu arsitektur yang cukup langka di Indonesia, terutama di Kota Jakarta. Mausoleum O.G. Khouw juga dianggap sebagai mausoleum termegah di Asia Tenggara
Khouw Oen Giok Sia (Lahir di Batavia 13 Maret 1874 – Wafat di Ragaz, Swiss 1 Juni 1927), atau lebih dikenal sebagai Oen Giok Khouw atau O. G. Khouw, adalah seorang tuan tanah Belanda keturunan Tionghoa yang terkenal berkat sifatnya yang dermawan.
Sebagai bentuk penghormatan atas sifatnya yang dermawan, sebuah ide untuk membangun Mausoleum; yakni sebuah monumen makam yang megah, muncul dari istrinya Lim Sha Nio.
Makam ini dirancang dengan gaya arsitektur Art Deco oleh Giussepe Racina, arsitek Italia yang tinggal di Surabaya, Hindia Belanda pada awal abad ke-20. Makam ini juga memiliki ruang bawah tanah yang memiliki relief wajah O.G. Khouw dan Jandanya, Lim Sha Nio.
Perusahaannya, Ai Marmi Italiani, adalah kontraktor pembangunan makam tersebut. Pembangunan Mausoleum tersebut memakan waktu hingga dua tahun. Ketika makam itu selesai dan diresmikan pada tanggal 4 September 1932, biayanya mencapai f 500.000 (sekitar US$ 250.000 pada saat itu; atau US$ 4,5 juta uang hari ini) hingga f 2.000.000 (atau Rp 3.000.000.000 hari ini).Hal tersebut menyebabkan sensasi besar di kalangan pers kolonial Belanda dan Indonesia. Salah satu komentator mencatat bahwa makam Khouw jauh lebih mahal dari makam miliarder pertama di Amerika Serikat, John D. Rockefeller.
1. Jñāna (Knowledge) — Bhagavad Gita 4.37
Scriptural Reference
“Yathāidhāṁsi samiddho ’gnir bhasmasāt kurute ’rjuna
Jñānāgniḥ sarva-karmāṇi bhasmasāt kurute tathā.”
— Bhagavad Gita 4.37
Meaning
“Just as a blazing fire reduces wood to ashes,
in the same way, the fire of knowledge burns all karma to ashes.”
Knowledge destroys karma through clarity and removal of ignorance.
⸻
2. Tapas (Discipline) — Yoga Sutra 2.1
Scriptural Reference
“Tapah-svādhyāya-īśvara-praṇidhānāni kriyā-yogaḥ.”
— Patanjali Yoga Sutras 2.1
Meaning
“Discipline, self-study, and surrender to God — these constitute Kriyā Yoga.”
And the next sutra explains the effect:
“Saṁskāra-śeṣo ’nyaḥ.”
— Yoga Sutra 2.12–2.14 (summary)
Tapas weakens old impressions (saṁskāras) that create future karma.
Discipline purifies, breaks patterns, and burns latent karma.
⸻
3. Bhakti (Devotion) — Bhagavad Gita 18.66
Scriptural Reference
“Sarva-dharmān parityajya
mām ekaṁ śaraṇaṁ vraja
ahaṁ tvāṁ sarva-pāpebhyo
mokṣayiṣyāmi mā śucaḥ.”
— Bhagavad Gita 18.66
Meaning
“Surrender completely unto Me.
I shall free you from all karmic reactions — do not fear.”
Surrender dissolves ego, and karma no longer binds.
Another supportive Bhakti reference:
“Bhaktyā mām abhijānāti.” — Gita 18.55
“Through devotion alone one truly knows Me.”
Just like the human body, our planet has energetic centers that pulse with life force — known as the Earth’s Chakras.
Each chakra is connected to a sacred site where spiritual energy is amplified:
Mount Shasta — Root
Lake Titicaca — Sacral
Uluru — Solar Plexus
Glastonbury & Stonehenge — Heart
Great Pyramids — Throat
Earth’s Third Eye — a moving gateway
Mount Kailash — Crown
Indigenous traditions and ancient civilizations have been drawn to these portals for thousands of years — building temples, pyramids, and pilgrimage routes on top of the Earth’s meridians.
When we visit or even consciously connect to these sites, we harmonize with a greater grid — the planet healing with us and through us.
Because your spiritual journey is never just personal…
It is also planetary ![]()
𝐒𝐭𝐚𝐫𝐭 𝐲𝐨𝐮𝐫 𝐉𝐢𝐮 𝐉𝐢𝐭𝐬𝐮 𝐣𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐨𝐮𝐫 𝐀𝐝𝐮𝐥𝐭 𝐓𝐫𝐢𝐚𝐥 𝐖𝐞𝐞𝐤 ![]()
𝐄𝐧𝐣𝐨𝐲 𝟏𝟎 𝐝𝐚𝐲𝐬 𝐨𝐟 𝐅𝐑𝐄𝐄 𝐜𝐥𝐚𝐬𝐬𝐞𝐬 𝐢𝐧 𝐚 𝐟𝐮𝐥𝐥𝐲 𝐛𝐞𝐠𝐢𝐧𝐧𝐞𝐫-𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝𝐥𝐲 𝐞𝐧𝐯𝐢𝐫𝐨𝐧𝐦𝐞𝐧𝐭 — 𝐮𝐧𝐢𝐟𝐨𝐫𝐦 𝐢𝐧𝐜𝐥𝐮𝐝𝐞𝐝.
𝐒𝐭𝐞𝐩 𝐢𝐧𝐭𝐨 𝟐𝟎𝟐𝟔 𝐟𝐞𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐬𝐭𝐫𝐨𝐧𝐠𝐞𝐫, 𝐦𝐨𝐫𝐞 𝐜𝐨𝐧𝐟𝐢𝐝𝐞𝐧𝐭, 𝐚𝐧𝐝 𝐬𝐮𝐫𝐫𝐨𝐮𝐧𝐝𝐞𝐝 𝐛𝐲 𝐚 𝐬𝐮𝐩𝐩𝐨𝐫𝐭𝐢𝐯𝐞 𝐜𝐨𝐦𝐦𝐮𝐧𝐢𝐭𝐲 𝐭𝐡𝐚𝐭 𝐠𝐫𝐨𝐰𝐬 𝐭𝐨𝐠𝐞𝐭𝐡𝐞𝐫.
𝐌𝐚𝐤𝐞 𝐭𝐡𝐢𝐬 𝐍𝐞𝐰 𝐘𝐞𝐚𝐫 𝐭𝐡𝐞 𝐬𝐭𝐚𝐫𝐭 𝐨𝐟 𝐬𝐨𝐦𝐞𝐭𝐡𝐢𝐧𝐠 𝐩𝐨𝐰𝐞𝐫𝐟𝐮𝐥.
𝐒𝐩𝐨𝐭𝐬 𝐚𝐫𝐞 𝐥𝐢𝐦𝐢𝐭𝐞𝐝 𝐚𝐧𝐝 𝐟𝐢𝐥𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐟𝐚𝐬𝐭.
𝐂𝐨𝐦𝐞 𝐭𝐫𝐚𝐢𝐧 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐮𝐬!
𝐒𝐞𝐧𝐝 𝐮𝐬 𝐚 𝐃𝐌 𝐭𝐨 𝐫𝐞𝐬𝐞𝐫𝐯𝐞 𝐲𝐨𝐮𝐫 𝐬𝐩𝐨𝐭
Orang Swiss stabil bukan cuma karena gajinya besar… tapi karena cara mereka ngatur uang itu disiplin banget!
5 prinsip ini bikin mereka bisa hidup mahal tanpa drama keuangan, tetap tenang dan punya masa depan yang terukur
Kalau harus pilih 1, mana yang paling susah kamu lakukan sekarang?
Hidup sesuai kemampuan (bahkan kalau gaji besar)
Prioritaskan tabungan jangka panjang
Bayar semua tagihan tepat waktu
Terbuka soal keuangan dengan pasangan/keluarga
Pilih kualitas, bukan kuantitas
Banyak orang mengira bahagia itu soal nasib.
Padahal dalam psikologi, bahagia lebih sering lahir dari kebiasaan kecil yang konsisten.
Berikut maknanya satu per satu ![]()
Talk less
Orang yang terlalu banyak bicara sering kelelahan secara mental.
Diam seperlunya membantu otak lebih tenang dan fokus.
Tidak pamer
Validasi berlebihan membuat kebahagiaan bergantung pada penilaian orang lain.
Orang bahagia cukup tahu dirinya bertumbuh, tanpa perlu pembuktian.
Belajar setiap hari
Belajar memberi otak rasa progres.
Progres kecil → rasa hidup bergerak → muncul kepuasan batin.
Membantu sesama
Secara ilmiah, membantu orang lain meningkatkan hormon oksitosin dan dopamin.
Itulah mengapa kebaikan sering terasa “menghangatkan”.
Abaikan omong kosong
Tidak semua suara layak masuk ke pikiranmu.
Orang bahagia selektif terhadap energi yang ia izinkan masuk.
Lebih banyak tertawa
Tertawa menurunkan hormon stres dan menenangkan sistem saraf.
Bukan karena hidupnya ringan, tapi karena ia tahu kapan melepas beban.
Jika kamu merasa:
• sulit menikmati hal sederhana
• mudah lelah secara emosional
• bahagia terasa “jauh” padahal hidup terlihat baik-baik saja
sering kali masalahnya bukan di luar,
tapi di luka lama yang belum dibereskan.