
Maybe well also in reflecting this article .. !!!!
Touching! A Husband Wants To Interpolate Intimate With His Wife, But His Wife Apparently Has Old and Wrinkled …
This man thinks can always hug tightly a woman who he married and who never gave happiness in his life.
He once vowed to always make his wife happy for the rest of his life.
over time, a man named Chang who used to be a laborer.
Now has become head of department, then make the construction company itself.
Now the company is getting bigger and famous, the temptation to him even more and more.
That night, he turned his wife around, just wanted to have a husband and wife.
But he realized, now his wife is getting older, slim body now contains, the skin was not smooth anymore.
When compared to some beautiful women around him, he is just a dull village woman, the whereabouts of his wife reminds him of a simple past.
He thought, this marriage has reached its end point.
He deposited a million yuan in his wife’s account, so his wife could buy a comfortable house downtown.
He is not a heartless man, does not regulate the life of his next wife, he feels less calm.
Finally he asked to get divorced.
His wife sat in front of him, calmly hearing the reason for his divorce, his wife’s eyes looked calm.
But they have been married 20 years, he knows all about his wife, he knows that his wife’s calm look, actually keep a deep feeling of pain in the heart.
He suddenly realizes that he is very cruel.
The appointed day of separation arrived.
That day something happened to his company, he told his wife to wait at home for a while.
During the day, he will return to help his wife move.
Move to the new house he bought, and their 20 years of marriage ends here.
Throughout the morning, his heart is very restless.
As soon as the afternoon arrived, he immediately returned home. But the house was deserted, his wife was gone.
On the table he found the house keys he had bought for his wife, a one-million-dollar book of savings, and a letter his wife had written for him.
This is the first letter written by his wife to him:
“I’m gone, back to my parents’ house in my village.
All the blankets I washed, and also dried, I put it on the left shelf, when winter comes, do not forget to remove it.
All my leather shoes are polished, if torn you can go to shoe sole shop near home.
Shirts in the upper cabinet, socks and waistband in the bottom drawer.
When buying rice, remember buy Jin Xiang brand, go to the supermarket, there will be no fake brand.
Xiao Sun every week will come to clean up, do not forget to give her salary at the end of every month.
Oh yes, if there is an unused dress, give it to Xiao Sun, he will send it to the village, their family will be very happy.
After I leave, do not forget to take medication, your stomach is not healthy, I have told people to buy you stomach drugs from Hong Kong, it should be enough for half a year.
And again, you always forget to bring the key when out of the house, I’ve left it to the receptionist, if you forget again, take it there.
In the morning, do not forget to close the window before leaving the house, incoming rain water will membahasi floor.
I’ve made dumplings for you, when you get home, cook that. ”
Every letter his wife wrote is not very neat. But every word is like a bullet that pierces into the chest in repeatedly.
He slowly headed for the kitchen, cooking the prepared dumplings.
He suddenly thought it would be 20 years ago, he stood among the pile of poles and became a cement worker.
Not far from the pile there was a voice calling out his name as he brought the dumplings, reminding him of the voice that brought the happiness; reminding him of a sense of satisfaction after eating the dumplings.
As if just passing a party; reminding him of the time he swore, “I will make my woman happy.”
He turned down the stairs and immediately got into the car.
half an hour, he got to the train station and got his wife about to get on the train to the village.
In a high tone he said, “Where are you going ?! I’m so tired of working half a day, and no rice at home, what kind of wife are you? Outrageous, come quickly with me! “
He looks very fierce and rude (compensation from its aggravation)
His wife was with a wet eye, followed him from behind and went back home.
Slowly, her wife’s tears flower into bloom.
His wife did not know, her husband who walked in front also was crying.
While traveling from home to the train station, he was very frightened, afraid of not finding his wife anymore, afraid of losing his wife.
He scolded himself, so stupid, about to ward off his own wife, apparently losing his wife, like losing a rib, so sick. This experience, makes their relationship more intense every day.
Love your wife for losing a good wife her heart is like losing a rib. A good wife will accompany you until you are successful and rich. But when you are rich, do not turn away from them and think they are no longer useful. Once someone said “the loyalty of a woman is tested when the man has nothing, and the loyalty of a man is tested when he has had everything”.
Let’s share the article for more and more husbands out there who are inspired by this story and more dear to their wives.

Mungkin baik juga di renungkan artikel ini ..!!!!
Mengharukan! Seorang Suami Hendak Melalukan Hubungan Intim Dengan Istri nya, Namun Istrinya Ternyata Telah tua dan keriput...
Pria ini berpikir bisa selalu memeluk erat seorang wanita yang dia nikahi dan yang pernah memberi kebahagian dalam hidupnya.
Dia pernah bersumpah untuk selalu membuat istrinya bahagia seumur hidupnya.
seiring berjalannya waktu, pria bernama Chang yang dulu statusnya hanya seorang buruh.
Kini telah menjadi kepala bagian, lalu membuat perusahaan konstruksi sendiri.
Sekarang perusahaannya semakin besar dan terkenal, godaan terhadap dirinya pun semakin banyak.
Malam itu, dia membalikkan badan istrinya, hanya sekedar ingin berhubungan suami istri.
Namun dia menyadari, kini istrinya semakin menua, tubuh yang langsing kini sudah berisi, kulitnya pun tidak halus lagi.
Jika dibandingkan dengan sejumlah wanita cantik di sekelilingnya, dia hanyalah seorang wanita desa yang kusam, keberadaan istrinya mengingatkannya pada masa lalu yang sederhana.
Dia berpikir, pernikahan ini sudah mencapai titik akhirnya.
Dia menyetorkan uang sebesar satu juta yuan ke rekening istrinya, agar istrinya dapat membeli rumah yang nyaman di pusat kota.
Dia bukanlah pria yang tak berperasaan, tidak mengatur kehidupan istrinya selanjutnya, dia merasa kurang tenang.
Akhirnya dia pun meminta untuk bercerai.
Istrinya duduk di hadapannya, dengan tenang mendengar alasan perceraiannya, mata istrinya pun terlihat tenang.
Namun mereka telah menikah 20 tahun, dia tahu betul semua tentang isrinya, dia tau bahwa tatapan tenang istrinya, sebenarnya menyimpan rasa perih yang teramat dalam di dalam hati.
Dia tiba-tiba menyadari bahwa dia sangat kejam.
Hari yang telah ditentukan untuk berpisah pun tiba.
Hari itu sesuatu terjadi pada perusahaannya, ia menyuruh istrinya agar menunggu di rumah sebentar.
Saat siang hari, ia akan kembali membantu istrinya pindahan.
Pindah ke rumah baru yang telah dibelinya itu, dan 20 tahun pernikahan mereka berakhir sampai disini.
Sepanjang pagi, hatinya sangat gelisah.
Begitu siang tiba, ia segera kembali ke rumah. Namun rumah sudah sepi, istrinya telah pergi.
Di atas meja ia mendapati, kunci rumah yang ia belikan untuk istri, buku tabungan yang nilainya satu juta, dan sepucuk surat yang ditulis oleh istrinya untuk dia.
Ini adalah surat pertama yang ditulis oleh istrinya untuk dia:
“Aku sudah pergi, kembali ke rumah orangtua di kampung ku.
Semua selimut sudah aku cuci, dan juga sudah dijemur, aku menaruhnya di rak sebelah kiri, saat musim dingin tiba, jangan lupa mengeluarkannya.
Semua sepatu kulit sudah ku semir, jika robek kamu bisa pergi ke toko sol sepatu dekat rumah.
Kemeja di lemari bagian atas, kaos kaki dan tali pinggang di laci bawah.
Saat beli beras, ingat beli merek Jin Xiang, pergilah ke supermarket, di sana tidak akan ada merek yang palsu.
Xiao Sun setiap minggu akan datang untuk bersih-bersih, jangan lupa berikan gaji dia setiap akhir bulan.
Oh ya, jika ada baju yang sudah tak terpakai, berikanlah pada Xiao Sun, dia akan mengirimkannya ke kampung, keluarga mereka akan sangat senang.
Setelah aku pergi, jangan lupa minum obat, lambung mu kurang sehat, saya sudah menyuruh orang membelikan mu obat lambung dari Hong Kong, seharusnya cukup untuk setengah tahun.
Dan lagi, kamu selalu lupa membawa kunci saat keluar rumah, aku sudah menitipkannya pada resepsionis, jika kamu lupa lagi, ambilah di sana.
Saat pagi, jangan lupa tutup jendela sebelum keluar rumah, air hujan yang masuk akan membahasi lantai.
Aku sudah membuatkan pangsit untuk mu, saat pulang, masaklah itu.”
Setiap huruf yang ditulis istrinya sangat tidak rapi. Namun setiap katanya bagaikan peluru yang menusuk ke dada secara bertubi-bertubi.
Dia perlahan menuju dapur, memasak pangsit yang sudah disiapkan.
Dia tiba-tiba berpikir akan 20 tahun yang lalu, dia berdiri di antara tumpukan tiang dan menjadi buruh semen.
Tidak jauh dari tumpukan tiang tersebut ada suara yang berteriak memanggil namanya sambil membawakan pangsit, mengingatkannya akan suara yang membawakan kebahagiaan itu; mengingatkannya akan rasa puas setelah memakan pangsit itu.
Seakan baru saja melewati sebuah pesta; mengingatkannya akan masa dimana ia mengucapkan sumpah, “aku akan membuat wanita ku bahagia.”
Dia berbalik menuruni tangga dan segera masuk ke mobil.
setengah jam, ia sampai ke stasiun kereta dan mendapatkan istrinya hendak masuk ke kereta menuju kampungnya.
Dengan nada yang tinggi ia berkata, “Kamu mau kemana?! Aku begitu lelah kerja setengah hari ini, dan tidak ada nasi di rumah, istri macam apa kamu? Keterlaluan, cepat ikut aku pulang!”
Dia terlihat sangat galak dan kasar (kompensasi dr penyesakannya)
Istrinya pun dengan mata yang basah, mengikutinya dari belakang dan ikut pulang ke rumah.
Perlahan-lahan, air mata istrinya menjadi bunga mekar.
Istrinya tidak tahu, suaminya yang berjalan di depan juga sedang menangis.
Saat perjalanan dari rumah menuju stasiun kereta, ia sangat ketakutan, takut juga tidak menemukan istrinya lagi, takut kehilangan istrinya.
Dia memarahi diri sendiri, begitu bodoh, hendak mengusir istri sendiri, ternyata kehilangan istrinya, seperti kehilangan tulang rusuk, begitu sakit. Pengalaman ini, membuat hubungan mereka semakin erat setiap harinya.
Sayangilah istri anda karena kehilangan seorang istri yang baik hatinya sama saja seperti kehilangan tulang rusuk. Istri yang baik akan menemani engkau hingga engkau sukses dan kaya raya. Namun setelah engkau kaya raya, janganlah engkau berpaling dari mereka dan menggangap mereka tidak lagi berguna. Pernah ada orang berkata “kesetiaan seorang wanita diuji ketika sang pria tidak mempunyai apa-apa, dan kesetian seorang pria diuji ketika ia telah mempunyai segalanya”.
Yuk bagikan artikel agar semakin banyak suami-suami diluar sana yang terinspirasi akan cerita ini dan semakin sayang akan istri mereka.🙏🙏
No comments:
Post a Comment