Friday, July 20, 2018

PERI MENURUT MITOLOGI JAWA


Peri adalah makhluk halus penunggu kali  yang dipercaya berwujud seorang wanita cantik. Peri ada ditempat-tempat yang ada airnya, misalnya; danau, sungai, sumber air, telaga, dan sebagainya. Orang-orang ada yang menyebutnya jin penunggu kali atau hantu peri.
Peri berasal dari bahasa Persia: Pari, artinya bidadari yang turun. Peri ini dipercaya keberadaannya oleh mayoritas masyarakat nusantara, dan bahkan seluruh dunia. Dalam bahasa inggris fairy atau feirie. Di timur tengah disebut sila. Dimana-mana, peri dipercaya ada dan dianggap sebagai makhluk halus berwujud wanita cantik yang baik hati.
Peri terkadang bisa jatuh cinta kepada seorang pria dari bangsa manusia. Misalnya ada seorang pria yang setiap hari pergi ke kali tempat peri berada. Maka peri tersebut lama-lama bisa jatuh cinta kepada pria tersebut. Konon peri bisa menikah dengan manusia dan bisa mempunyai anak yang berwujud makhluk halus.
Masyarakat Jawa percaya peri suka muncul pada tengah hari (jam 12 siang) dan sore hari menjelang matahari terbenam hingga petang hari. Kemunculan peri ini terjadi secara sporadis atau tanpa diduga dan kemudian hilang tanpa bekas.
Peri biasanya muncul jika ingin menyampaikan sesuatu kepada seseorang. Maka dia akan menemui orang tersebut di sekitar kali tempat ia tinggal dalam wujud wanita cantik dan tidak mengeluarkan getaran yang menakutkan. Sehingga banyak orang yang mengira bahwa dia adalah manusia, bukan peri.
Dan manusia akan tersadar bahwa dia adalah peri setelah tiba-tiba wanita cantik itu hilang tanpa jejak.
Di daerah Pulau Sumatera peri dijuluki wanita hutan dan Malaysia disebut wanita bunian. Yaitu makhluk halus berwujud wanita cantik yang baik hati dan suka menolong. Wanita bunian dipercaya tinggal di hutan-hutan angker yang dekat dengan air. Dan pada hari-hari tertentu dia akan muncul dalam wujud wanita cantik yang sedang berkunjung ke pasar di malam hari selepas maghrib.
Beberapa spiritualis Jawa mengingatkan bahwa manusia tidak boleh terlena oleh bujuk rayu makhluk halus sebaik apapun mereka. Tujuannya adalah untuk menghindari perjanjian antara manusia dengan makhluk halus yang bisa saja terjadi.
Menurut para pakar dunia gaib, manusia yang menjalin perjanjian dengan makhluk halus akan pulang ke alam makhluk halus jika telah meninggal dunia nanti, dan tidak bisa kembali ke tempat berpulang yang semestinya hingga hari kiamat. Allahualam.

No comments:

Post a Comment