Selamat malam duhai kekasih, kupikir kau terlalu letih, sehingga aku hanya melipir di balik vitrage jendela kamarmu. Bersembunyi dibalik jeruji tralis kaca jendela. Ah andai saja aku bisa berada sejengkal didekatmu. Akan kudekap hangat, dan kau dekapku lebih. Ingin kubelai kumis tipis yang tumbuh di atas bibirmu, itu akan membuatku merinding-menggelinjang. Halus rambutmu, bau wangi tubuhmu ... ...”
Aku memaksamu melepas baju yang menutupi rajahan di dadamu, dan di lengan tanganmu. Aku tahu pasti kau kedinginan, setelah turun dari bukit malam itu. Tapi entah mengapa aku ingin sekali melihatmu telanjang dada dalam tidurmu. Karena sebelum ini aku hanya bisa membayangkannya, tegapnya dadamu disertai rajahan gambar naga yang melingkar di buah dadamu yang simetris. Jantan! Aku terpikat sayang!
Namun sayang, aku tidak dapat menyentuhmu secara langsung, aku hanya dapat memasuki relung pikiranmu sayang. Walau begitu, tidak masalah buatku. Karena yang terpenting untuk malam ini, kau adalah milikku! Puaskan aku dalam mimpimu kasih!
Degup jantung tinggi merendah, saat itu aku baru saja terbangun dari mimpiku yang acak. Aku berada di atas ranjang kamarku diselimuti kemul setengah badanku. Dari balik selimutku muncul seorang wanita. Matanya sergap menangkap kedua bola mataku, kini kami beradu mata. Perlahan ia mendekat dan merabai sekujur tubuhku, yang tak tertutup baju. Matanya tetap, tak beralih dari pandangan. Merayu dengan senyum yang memikat.
Semakin lama, aksi semakin menjadi. Kami bergulat hebat di atas ranjang kamarku. Selanjutnya entah apa mimpi itu dipungkasi. Selintas yang teringat aku terbangun kedinginan di sebuah subuh pagi dan celanaku waktu itu sudah basah berlendir. Tentunya bukan basah dari air kencing, ini pasti ulah mimpi semalam. Yang jelas aku dipuaskan oleh seorang wanita, yang tak kuingat jelas paras wajahnya.
Paginya setelah aku sampai ke kantor tempat kerjaku, aku teringat bahwa semalam aku melakukan sebuah ekspedisi di kaki bukit utara Jogja. Perjalanan itu sebetulnya tidak banyak gangguan, namun aku teringat ketika salah satu temanku memberi tahu bahwa ada satu sosok peri yang mengidamkanku. Ketika salah seorang menyambar pertanyaan; “Bagaimana tidurku semalam?”
Aku langsung teringat rekaman ingatan ketika kami sedang berada di atas bukit tersebut. Di sebuah pohon yang konon jadi kerajaannya para peri, tempat berkumpulnya para koloni peri. Secara tak kasat mata, di pohon itu terlihat banyak lampu kerlap-kerlip yang gemerlap, gilang-gemilang penuh warna, menyerupai rumah barbie. Di tempat itu banyak peri yang sering menggoda para pendaki bukit. Lantas mereka yang ditaksir oleh sosok peri itu akan dibaca pikirannya sampai masuk ke alam bawah sadarnya, yaitu melalui mimpi.
Sosok peri ini katanya hanya bisa menguasai kita lewat alam bawah sadar. Ia mampu menggerakkan rangsangan seksual pria dewasa sebagai sugesti berhubungan badan, namun hanya melalui mimpi. Koneksi antara pikiran alam bawah sadar (mimpi) dengan rangsangan seksual sama halnya dengan mimpi basah, untuk kaum adam yang sudah mengalami akil balik. Mimpi basah seperti pada kasus ini memang terkait dengan gangguan dari sosok peri tersebut.
Walaupun sebenarnya aku tidak merasakan gangguan lain dan tidak ada sosok yang membuntutiku ketika di bukit sampai menuju tempat kediamanku. Tapi bagaimanapun juga, bila tidak ada sisi negatifnya, beruntunglah aku pernah bercinta dengan makhluk tak kasat mata. Hahaha...
Kontributor: Banisach
Channel lainnya di Ngobrol Pokoknya intinya Mistiss
No comments:
Post a Comment