Hutan memiliki ragam macam habitat yang saling bersinergi dengan ekosistem yang ada di dalamnya. Tempat hidup alami bagi organisme tertentu, yaitu flora dan fauna serta berbagai macam makhluk hidup lainnya. Tak terkecuali bagi organisme metafisika.
Makhluk tak kasat mata ini bisa hidup secara individu maupun berkelompok. Mereka bergerombol sesuai dengan spesiesnya maupun antar spesies. Entah itu jin yang menjelma menjadi sebangsa hewan, maupun jelmaan dari jin qorin.
Di salah satu Kabupaten Yogyakarta, ada sebuah hutan yang konon menjadi pusat habitat, atau bisa disebut sebuah kerajaan bagi salah satu makhluk yang menyerupai bola api. Sosok tersebut akrab di telinga kita dengan sebutan Banaspati.
Banaspati sendiri merupakan jin yang mewujudkan diri seperti bola api, tengkorak dari pusaran api yang berkobar. Mereka adalah makhluk yang gemar berkerumun dan membentuk koloni.
Tak khayal bila beberapa daerah pantas disebut kerajaan untuk mereka, karena mereka memang hidup secara berkelompok.
Seperti kebanyakan hermafrodit lainnya, Banaspati memiliki dua jenis kelamin, jantan dan betina seperti layaknya manusia, hewan dan tumbuhan.
Banaspati merupakan sebutan untuk si jantan, biasa disingkat menjadi (BNPT) sedang yang betina disebut dengan Banaswati (BNWT).
Secara fisik memang cukup sulit untuk membedakannya, namun BNWT cenderung sering memperlihatkan wujud dengan warna biru. Sedang BNPT bisa dengan bermacam wujud warna, seperti merah-kuning-oranye sampai hitam.
Kita juga bisa mengetahui bahwa warna dari BNPT/BNWT menjadi acuan kekuatan mereka. Semakin gelap warna yang terwujud dari BNPT/BNWT, semakin kuat pula kekuatan mereka.
Seperti yang sering kita dengar pula, daerah ini terkenal dengan fenomena tragis tentang kasus bunuh diri. Dimana masyarakat sekitar mengkaitkan tragedi tersebut dengan istilah pulung gantung.
Masyarakat setempat meyakini bahwa ketika mereka melihat bola api yang terbang melintas di desanya, maka desa tersebut akan mendapatkan sripah (malapetaka).
Mirip Banaspati yang merupakan jin dengan unsur udara. Fenomena pulung gantung memang erat kaitannya dengan sosok tersebut, karena bola api terbang sangat identik dengan sosok Banaspati.
Melalui unsur udara inilah mereka banyak dimanfaatkan sebagai kurir atau media pembawa santet. Karena melalui udara, santet, teluh ataupun pelet dapat tepat sasaran tanpa perlu bertatap fisik dengan korbannya.
Teror mitos ini masih mengakar dan menghantui masyarakat sekitar hingga kini. Layaknya awan mendung sebagai pertanda akan datangnya hujan, begitu juga dengan mitos pulung gantung.
Barang siapa menyaksikannya, terbang di langit desa, maka pertanda kematian akan hinggap menghantui desa.
Kontributor: Banisrael
Ilustrator: Kakak Day
No comments:
Post a Comment