Wednesday, March 18, 2020
Azimat Tuwin Donga
Solo - Serat Primbon Mangkuprajan berisi tulisan soal ketauhidan Islam, tasawuf Islam Jawa hingga doa dan mantra. Salah satunya mantra pengasih atau pemikat wanita.
"Kebanyakan tentang pengasihan. Misalnya ketika mengejar wanita, harus puasa pati geni, tidak melihat cahaya selama tiga hari. Lalu membaca doa yang tertulis di sini," kata penerjemah di Museum Radya Pustaka, Totok Yasmiran
Kitab karya K.R.A. Mangkupraja itu ditulis pada sekitar tahun 1785-1815. Mangkuprajan menulisnya ke dalam dua tulisan, yakni huruf Jawa kuno dan pegon. Pegon merupakan bahasa Jawa yang ditulis dengan huruf Arab. Pada bagian yang ditulis dengan pegon, cetakan halaman dibuat terbalik.
Dalam transliterasi kitab itu dalam tulisan latin, mantra itu berbunyi, "Punika sijanah lamun arep ing wong wadon apuwasaha telung dina pati geni insya allah asih ikulah dongane."
"Allahumma sih sijabah ketit sukemen cahyaku tawaabu 'ghofiru khasiibu wakiilu kaafiyun roziqu salamu mu'minu sarii'u badii'u baathinu khafiilu kaamilu mubtadii'u mu'iidu mu'iitsu muujidushoodiqu sarii'u."
Menurut Totok, doa, mantra maupun jimat itu terpengaruh Kitab Mujarobat. Kitab itu berisi tentang pengobatan spiritual dari Timur Tengah.
Totok menekankan hal ini adalah khasanah budaya Jawa. Bukan menjadi tuntunan Nabi Muhammad SAW.
"Saya tekankan, ini kalau ditelusuri memang tidak ada tuntunannya dari Nabi (Muhammad). Tidak bisa diilmiahkan juga. Mungkin orang dulu pernah mencoba dan berkhasiat, lalu dicatat," ungkapnya.
Naskah kuno itu telah melalui tahap digitalisasi untuk 'mengawetkan' ilmu di dalamnya. Tulisan-tulisan Jawa dan pegon dalam manuskrip itu juga telah ditransliterasi ke dalam tulisan latin agar lebih mudah dipahami.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment