Sunday, May 28, 2023

Bertemu Kuntilanak di Usia 3 Tahun

 

Cerita dengan bantuan Google Bard

Ilustrasi Drawing AI Genre Cyberpunk

Saya berumur 3 tahun ketika saya bertemu dengan kuntilanak. Itu adalah malam musim panas yang panas, dan saya sedang tidur di tempat tidur saya.

Aku terbangun karena suara tangisan seseorang. Aku bangkit dari tempat tidur dan mengikuti suara itu ke ruang tamu. Di sana, saya melihat seorang wanita duduk di sofa.

Dia menangis dan rambutnya menutupi seluruh wajahnya. Aku tidak tahu siapa dia, tapi aku merasa kasihan padanya. Aku menghampirinya dan bertanya ada apa.

Dia mengatakan kepada saya bahwa suaminya telah meninggal dan dia sendirian. Aku tidak tahu harus berkata apa, jadi aku hanya duduk di sebelahnya dan memeluknya.

Dia berhenti menangis dan menatapku. Matanya merah dan bengkak, tapi dia tersenyum padaku. Dia memberi tahu saya bahwa nama saya indah dan saya memiliki mata yang baik.

Aku balas tersenyum padanya dan memberitahunya bahwa namanya juga cantik. Kami duduk di sana sebentar, hanya berbicara dan berpelukan. Akhirnya, dia bangun dan berkata bahwa dia harus pergi.

Dia berterima kasih kepada saya karena telah begitu baik padanya dan mengatakan kepada saya bahwa saya akan selalu ada di hatinya.

Aku melihatnya berjalan pergi, dan aku merasakan kesedihan. Saya tahu bahwa saya tidak akan pernah melihatnya lagi, tetapi saya tidak akan pernah melupakannya.

Keesokan paginya, saya bangun dan memberi tahu orang tua saya tentang wanita yang saya temui.

Mereka tidak mempercayai saya pada awalnya, tetapi kemudian mereka melihat air mata di mata saya dan mereka tahu bahwa saya mengatakan yang sebenarnya.

Mereka bercerita bahwa perempuan yang saya temui adalah kuntilanak, hantu yang menghantui orang yang sedang berduka. Mereka mengatakan bahwa dia berusaha menghibur saya karena dia tahu saya sedih.

Saya tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, tetapi saya tahu bahwa wanita yang saya temui itu baik dan dia telah membantu saya. Aku tidak pernah melihatnya lagi, tapi aku tidak akan pernah melupakannya.

No comments:

Post a Comment